Jumat, 28 Juni 2013

Teknologi Pendidikan




Pembelajaran Audio dan Audio Visual

Diajukan untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah teknologi Pendidikan




 

















Oleh
Misbachul Munir
Nim: F1.3.2.12.181

Dosen Pembimbing
Dr. H. As'aril Muhajir, M.Ag.


KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INTITUS AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2013
PENDAHULUAN

            Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami revolusi yang sangat cepat, hal ini berdampak signifikan terhadap kemajuan pola pikir masyarakat secara makro. Dalam bidang pendidikan, perubahan-perubahan ini telah memberikan pengalaman baru sekaligus merupakan tantangan bagi para praktisi untuk memanfaatkan perubahan tersebut menjadi salah satu modal penting penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang lebih efisien dan efektif. Dalam hal ini, pendekatan teknologis menjadi bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
            Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dalam  penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan memadatkan informasi.
            Bentuk-bentuk media pembelajaran itu sendiri terdapat berbagai macam bentuk. Klasifikasi menurut pemakaiannya ada tiga macam bentuk media yang digunakan, yaitu media auditif, media visual, dan media audio visual. Dalam pembahasan makalah ini akan diterangkan lebih jelas dan lebih detail mengenai media audio visual yang mempunyai unsur memadukan antara media auditif dan media visual.[1]


  

Media Pembelajaran Audio dan Audio Visual
A.      Pengertian Media
            Pengertian media seringkali disalahtafsirkan dengan sarana peralatan pendukungnya. Kata media, berasal dari bahasa latin ‘medius’ dan merupakan bentuk jamak dari medium yang bermakna perantara atau mengantar. Dalam bahasa Arab, media sering disebut dengan ‘wasail’ yang merupakan bentuk jamak dari ‘wasilah’ yang juga bersinonim dengan ‘Al wasth’ yang artinya ‘tengah’. Kata ‘tengah’ bermakna berada di antara dua sisi, maka bisa juga disebut dengan ‘perantara’ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada di tengah, maka ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni sesuatu yang menghubungkan, mengantarkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya.[2]
            Sementara itu, Rahardjo mengutip beberapa pengertian media yang disampaikan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :[3]
Information carrying technologies that can be used for instruction…the media of instruction, consequently are extensions of the teacher ( Wilbur Schramm, 1977).
Printed and audiovisual forms of communication and their accompanying technology ( NEA, 1969).
The physical means of conveying instructional content…books, films, videotapes, slide-tapes, etc (Leslie J. Briggs, 1977)
Dari ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
B.       Pengertian Media Audio
            Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata.[4] Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media Audio Menurut sadiman[5]  adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata – kata atau bahasa lisan) maupun non verbal.
            Sedangkan menurut sudjana dan Rivai[6]  Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar – mengajar.   
            Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Suara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di antaranya berarti bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia, bunyi binatang, ucapan (perkataan), dan bunyi bahasa (bunyi ujar). Dari itu, dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.
            Dalam penelitian Barker dan Rekan-rekannya menemukan bahwa rata- rata manusia Menggunakan Pedengarannya lebih tinggi dari pada Aktifitas lainnya.[7]

            Medengarkan sesungguhnya Suatu proses yang rumit yang melibatkan 4 Unsur yaitu: [8]
1.    Mendengar Mendengan merupakan Proses fisiologis otomatik penerima rangsangan pendengaran. Ganguan fisik pada alat pendengaran seseorang dapat menimbulkan kesulitan dalan proses mendengarkan.
2.    Perhatian. Memperhatikan rangsangan dilingkungan kita berarti memusatkan kesadaran kita pada rangsangan khusus tertentu. Indra penerima kita telah dimasuki banyak rangsangang sehingga kita harus selektif dalam memperhatikan rangsangan tertentu.
3.    Memahami.
Memahami adalah unsur yang sangat rumit dalam mendengarkan. Memahami adapt diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar yang sesuai dengan makna yang dimaksud oleh pengirim pesan.
4.    Mengingat.
Mengingat adalah menyimpan informasi yang telah kita dapat  untuk diperoleh kembali.
C.      Karakteristik Media Audio
       Karakteristik yang akan di ungkapkan dengan menjelaskan kelebihan dan kekurangannya.
a.       Kelebihan Media Audio
1.      Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
2.      Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
3.      Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
4.      Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya. [9]
b.      Kekurangan media audio
1.      Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
2.      Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
3.      Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4.      Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
5.      Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnyadalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.[10]
D.      Jenis-jenis Media Audio
            Untuk dapat menggunakan perangkat audio sebagai media pembelajaran, maka ada baiknya kita mengenal peralatan audio tersebut, terutama peralatan yang mampu merekam suara. Di antaranya adalah:
1. Phonograph (Gramaphone)
2. Open Reel Tapes
3. Cassette Tape Recorder
4. Compact Disc (CD)
5. RadioKarakteristik Media Audio Visual
E.       Pengertian Media Audio- Visual
Menurut Arsyad Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.[11] Sedangkan Menurut  Syaiful Bahri Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). [12] Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.[13]
Dari hasil penelitian media audiovisual sudah tidak diragukan lagi dapat membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan dengan baik. Beberapa manfaat alat bantu  audiovisual adalah:
1.         Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar.
2.         Mendorong minat.
3.         Meningkatkan pengertian yang lebih baik.
4.         Melengkapi sumber belajar yang lain.
5.         Menambah variasi metode mengajar.
6.         Menghemat waktu.
7.         Meningkatkan keingintahuan intelektual.
8.         Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu.
9.         Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama.
10.     Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.[14]
F.       Karakteristik Media Audio Visual
Teknologi Audio visual cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi yaitu dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangakat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik atau ciri-ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut:
1.    Mereka biasanya bersifat linier
2.    Mereka biasanya menyajikan visual yang dinam
3.    Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatan
4.    Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak
5.    Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
6.    Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.[15]
G.      Macam- Macam bentuk Media Audio- Visual
            Macam- macam bentuk media audio Visual dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
1.      Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2.      Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
3.      Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4.      Media visual gerak contoh, film bisu
5.      Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
6.      Media seni gerak
7.      Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8.      Media cetak contoh, televisi.[16]



H.    Kelebihan dan Kekurangan Media Audio visual
Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Ada dua jenis media audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.
1. Kelebihan media audio visual gerak Film
a.    Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
1.    Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan dan sebagainya.
2.    Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3.    Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
4.    Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
5.    Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
6.    Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
7.    Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b.    Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
1.    Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.
2.    Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.
3.    Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.
4.    Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.[17]
2. Kelebihan dan kekurangan media audio visual diam
1.    Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.
a.       Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan  ke seluruh siswa secara serentak
b.      Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu
c.       Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas
d.      Film bingkai berada di bawah kontrol guru
e.       Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu
f.       Penyimpanannya mudah (praktis)
g.      Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera;
h.      Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya
i.        Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film
j.        Program dibuat dalam waktu singkat.
2.         Kekurangan film bingkai suara adalah:
a.       Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau tertukar apabila penyimpanannya kurang baik;
b.      Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still);
c.       Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila tidak gelap makagambar yang diproyeksikan kurang jelas;
d.      Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flanel pembuatan film bingkai jauh lebih mahal biayanya.[18]
Pengelompokan Mata pelajaran
No
Mata Pelajaran
Audio
Bentuk
Audio- Visual
Bentuk
1
B. Arab
v
Mendengarkan Berita, Mendengarkan Suatu Cerita Dll
v
Melihat Sebuah cerita dll
2
Fisika
v
Medengarkan Macam-macam Bunyi
v
Melihat rekontruksi bangunan  dll
3
Sejarah/ Tarikh
v
Memutar perkataan Para pejuang seperti Bung Tomo dll.
v
Melihat Sebuah cerita dll
4
Nahwu Shorof
v
Mendengarkan kaidah bahasanya
v
Melihat lafadz
5
Aswaja


v
Tokoh- Toko Perjuangan NU, Islam
6
BTQ
v
Mendengar bacaan
v
Mecari bacaan dll
7
Fiqih


v
Tatacara Sholat dll
8
Aqidah Akhlaq


v
Bentuk- akhlak mulia dalam cerita
9
PAI
v
Mendengarkan Lafadz
v
Bentuk- akhlak mulia dalam cerita

Pengelompokan media pembelajaran
Indera yang terlibat
Nama Media
Sifat Pesan
Program (Softwere)
Penyalur (Hardwere)
Peralatan Proyeksi
Pedengaran
Audio
Audio Verbal dan Non Verbal
Program Radio
·  Siaran Langsung
·  Siaran Tunda
Radio

Program Audio Rekam
·  Sajian barang diskusi
·  Entertaiment (musik)
·  Narasi
·  Dongeng
·  Darama
·  Pengembangan kosakata
·  Belajar Konsep
·  Model, Meniru
·  dll
Alat Rekam
·   Phonograph
·   Tape Open Reel Tapes
·   Tape Cassete Tapes
·   Compact Disc

Pedengaran dan penglihatan
Audio Visual
Verbal dan Non Verbal
Terdengar dan terlihat
·   Film Dokumenter
·   Drama
·   Cerita
·   Slied
Pita magnetik
Vidio Disc
Chop Memory dll
Film Projector
Digital Projektor





Pengembangan Pendidikan Islam Dalam Pembelajaran

Telah diketahui bahwa media audio visual merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Bentuk media audio visual dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri umumnya, yaitu dengan melibatkan dua indra sekaligus, indra pendengaran dan indra penglihatan yang merupakan gabungan dari media auditif dan media visual. Media audio visual merupakan media yang dirasa cukup efektif dan efisien apabila diterapkan dalam suatu pembelajaran. Kebanyakan seorang peserta didik akan lebih memahami suatu materi yang sedang diajarkan tersebut dengan melibatkan pendengaran (audio) juga melibatkan penglihatannya (visual) sehingga materi yang disampaikan tersebut bisa dirasakan seperti nyata.
Media audio visual ada dua jenis, yaitu media audio visual gerak dan media audio visual diam. Media audio visual gerak merupakan bentuk media yang dapat dilihat, didengar dan juga ada gerakan; seperti film, video, dan televisi. Ketiga hal tersebut sudah sering kita jumpai dalam kehidupan  sehari-hari, dan semuanya sudah jelas tahu bahwa televisi mampu menampilkan gambar yang bergerak, bersuara dan juga bisa dilihat. Kenggulan yang lain dari media ini juga dapat memberikan hal yang seperti nyata seolah-olah kita juga terlibat dalam suatu penayangan tentang suatu kejadian (yang mendidik). Sedangkan media audio visual diam merupakan bentuk media yang hanya menampilkan suara dan penglihatan, perbedaan media audio visual gerak dengan media audio visual diam hanya ada tidaknya gerakan saja. Media audio visual diam dapat bergerak jika ada fasilitatornya, seperti pada film strip bersuara dan  slide bersuara.
Dengan bertambahnya media pembelajaran yang lebih canggih dalam membantu proses belajar mengajar maka seorang guru harus bisa dan dapat menggunakan alat-alat teknologi tersebut. Seorang guru diharapkan tidak gaptek (gagap teknologi), karena dengan menggunakan teknologi yang canggih yang telah tersedia saat ini media audio visual khususnya, peserta didik akan cepat paham dan mempunyai daya tarik tersendiri. Karena belajar dengan melibatkan penglihatan dan pendengaran akan lebih memahamkan.
            Pada intinya hakekat media pendidikan Islam adalah sarana untuk perantara komunikasi antara pendidik dengan peserta didik untuk menyampaikan materi pendidikan Islam yang pada akhirnya bertujuan mencapai tujuan pendidikan Islam. Sebenarnya media bukan merupakan faktor pokok yang harus ada dalam sistem pendidikan Islam, namun media merupakan pelengkap yang mempermudah proses pendidikan Islam agar bisa berjalan secara efektif dan efisien serta cepat dan tepat.[19]
            Dalam al-Qur’an juga diisyaratkan penggunaan media dalam proses pendidikan sebagaimana ayat yang artinya sebagai berikut: Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4). Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah mengajari makhluk-Nya dengan menggunakan perantara, maka sama jika diterapkan dalam pembelajaran yang diterapkan manusia, juga menggunakan perantara atau media. Fungsi dari media pendidikan Islam adalah untuk mempemudah pemahaman dan penyampaian materi pendidikan Islam
Dalam pembelajaran PAI dan yang berkaitan Audio- dan Audio Visula dpat digunakan  sebagai penunjang dalam pembajaran seperti :
            Seorang guru bisa saja menerangkan cara rukuk atau sujud yang baik secara lisan/verbal. Kalau mau jelas tentu saja sebaiknya dengan langsung praktek, tetapi terlebih dahulu boleh ditunjukkan sketsa orang sedang rukuk atau sujud. Mengapa tidak gambar ? Hal ini antara lain karena factor kemampuan guru PAI yang mungkin kesulitan untuk membuat gambar orang yang rukuk atau sujud.
            Contoh lain penggunaan media Slaid/ Vidio dalam pembelajaran PAI adalah dalam pembelajaran Fiqh Ibadah dengan materi bahasan tentang pemeliharaan jenazah, terkait dengan tata cara mengafani jenazah, menyolatkan dan menguburkan. Ketika guru menjelaskan tata cara mengkafani jenazah guru bisa menggunakan media sketsa ini, demikian juga ketika menjelaskan tentang tatacara menyolatkan, dan menguburkan jenazah.
            Contoh lain adalah ketika guru PAI menjelaskan tentang posisi rukun Islam digambarkan dengan sketsa rumah. Syahadat diibaratkan dengan pondasi, sholat dengan tiang, puasa sebagai dinding, zakat dengan pintu, dan haji dengan Vidio dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.
Secara khusus, pemanfaatan media audio dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dapat digunakan seperti untuk belajar membaca al-qur’an. Guru dapat memanfaatkan kaset tape recorder tentang bacaan-bacaan ayat alqur’an. Sehingga siswa akan dapat tertarik untuk mendengarkan bacaan tersebut, karena yang membacakannya adalah orang yang telah memiliki kualifikasi seperti Qori’ nasional dengan bacaan yang fashih dan alunan suara yang indah. Dengan demikian siswa akan merasa tenang dan senang serta tertarik untuk memperhatikan apa yang dibacanya.




















KESIMPULAN
1.      Media audio yaitu media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sanagat penting dalam proses belajar. Media audio visual adalah suatu media pembelajaran yang dalam penerapannya menenggabungkan dua indra manusia yaitu indra pendengaran dan indra penglihatan. Melalui media ini proses belajar mengajar cenderung lebih efektif dan peserta didik lebih mudah dalam menangkap materi belajar.
2.      Jenis-jenis media audio visual ada dua yaitu media audio visual gerak dan media audio visual diam. Media audio visual gerak meliputi film, video dan televisi. Sedangkan media audio visual diam meliputi  Film bingkai suara (sound slides) dan film rangkai suara.
3.      Karakteristik media audio visual: bersifat linier; menyajikan visual yang dinamis; digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya; merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak; dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif; serta berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
4.      Kelebihan dan kekurangan media audivisual yaitu sesuai dengan jenis media dari mcam-macam bentuk media yang digunakan. Masing-masing media tersebut memiliki kelbihan dan kekurang sendiri-sendiri sesuai dengan manfaat penggunaannya.
5.      Dalam pengaplikasian media audio visual ada hal-hal yang harus dipersiapkan misalnya; guru harus tau cara pengoprasian media tersebut, guru harus terlebih dahulu tahu konten alat bantu yang akan digunakan, dan yang pasti harus sesuai dengan indikator pencapaian yang akan dicapai. Berikut akan dijelaskan saran-saran untuk menggunakan media audio visual dalam pembelajaran agar dapat berfungsi secara optimal




DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Ronald.H. Pemilihan dan Pengembangan media Video Pembelajaran.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers. 2002).
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press. 2003).
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pebelajaran pendidikan Islam, Bandung: Alfabeta, 2012.
Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah pendekatan Baru.(Jakarta: Gunung Persada Press, 2012).
Rahardjo, Media pembelajaran, (Jakarta :CV. Rajawali,  1988).  Sadiman, Arief. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Sadiman, Arif S. Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers. 1996)
Setyosari, Punaji & Sihkabuden. Media Pembelajaran. (Malang : Penerbit Elang Mas, 2005).
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2005).
Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta , 2010).









[1] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 80.
[2] Drs. Syaiful Bahri Djamarah-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Banjarmasin: Rineka Cipta, 1995),120. Yudhi, Munadi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press, Ciputat...55
[3] Rahardjo. 1988. Media pembelajaran, CV. Rajawali, Jakarta
[4] Yudhi, Munadi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru,...55, Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Penerbit Elang Mas. Malang...148.
[5] Arif S Sadiman, Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2005. 49.
[6] Nana Sudjana. Media Pengajaran. Surabaya: Pustaka Dua. 2003. 129.
[7] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, ...58-59.
[8] Ibid...59-63.
[9] Arif S Sadiman, Media Pembelajaran.50. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran. 64.
[10] Nana Sudjana, Media Pengajaran, 131. Arif S Sadiman, Media Pembelajaran.51. Azhar Arsyad, Media pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press.2003.45.
[11] Azhar Arsyad, Media pembelajaran,148
[12] Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta 2010), 124
[13] Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2005), 171.
[14]Ibid., 173.
[15]Azhar Arsyad, ... 30-31.
[16] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman,... 95-96.
[17]Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, ...95-96.
[18] Arif S. Sadiman,... 61.
[19] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pebelajaran pendidikan Islam, Bandung: Alfabeta, 2012. 187.

1 komentar:

  1. What casino? - Dr. Dr.MCD
    This page displays 춘천 출장마사지 the results 시흥 출장마사지 of multiple studies examining 포천 출장마사지 the existence of 이천 출장샵 casino games in 사천 출장샵 casino gambling, including the existence of casino gambling  Rating: 4.3 · ‎Review by Dr.

    BalasHapus